
pedagang kelapa di Pasar Paseban, Senen, Jakarta Pusat, mengaku belum pernah mengalami lonjakan harga kelapa yang begitu tinggi seperti saat ini.
Agus mengungkapkan, harga kelapa sempat mencapai Rp 17.000 per butir saat Lebaran 2025 setelah sebelumnya hanya sekitar Rp 10.000. Saat ini, harga kelapa di Pasar Paseban telah mencapai Rp 20.000-Rp 25.000 per butir.
“Saya baru pertama kali mengalami harga kelapa yang begitu tinggi. Katanya karena diekspor ke Cina. Sekarang daya beli berkurang, karena terlalu mahal,” ujar Agus saat ditemui Kompas.com di lapaknya, Rabu (23/4/2025).
Menurut Agus, pasokan kelapa di dalam negeri saat ini menipis lantaran terlalu banyak diekspor ke luar negeri.
Hal itulah yang mengakibatkan harga kelapa melambung tinggi hingga naik lebih dari dua kali lipat.
“Pemasokan kelapa jadi berkurang dan harga tetap tinggi meski sudah lewat Lebaran,” jelas Agus.
Oleh sebab itu, Agus berharap pemerintah menghentikan ekspor kelapa ke luar negeri agar membuat harganya turun.
“Harapan saya pemerintah harus stop ekspor kelapa keluar. Supaya harga stabil. Kita rakyat kecil ini cari makan makin susah,” jelasnya.
Sementara itu, pedagang kelapa lainnya, Nopi (39), mengaku jumlah pembeli kelapa menurun sejak harganya naik drastis.
“Sekarang pembeli banyak ngurangin. Yang biasa beli satu, sekarang setengah butir. Penjualan bisa turun 50 persen dari biasanya,” kata Nopi.
Baik Agus maupun Nopi berharap ada solusi cepat dari pemerintah agar harga kelapa bisa kembali turun dan stabil.
“Seharusnya pemerintah bisa mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini demi kesejahteraan pedagang kecil,” tutur Agus.