
Pramono Anung mengatakan, ada ribuan ijazah siswa Jakarta yang tertahan di sekolah selama tiga hingga lima tahun lamanya.
Ijazah ini tertahan lantaran siswa menunggak biaya sejumlah keperluan di sekolah yang nilainya bisa mencapai Rp 15 juta hingga Rp 17 juta per siswa.
Hal ini disampaikan Pramono saat menyerahkan bantuan pemutihan ijazah tahap kedua di Balai Kota Jakarta, Jumat (2/5/2025).
“Jadi intinya ijazah ini tidak diambil karena mereka tidak mampu,” ucap Pramono.
Pramono memastikan, para siswa yang ijazahnya tertahan itu berasal dari keluarga tidak mampu, bukan karena kelalaian.
Pada tahap kedua program ini, sebanyak 371 siswa menerima bantuan untuk menebus ijazah yang tertahan. Sebelumnya, pada tahap pertama, 117 siswa telah menerima bantuan serupa.
Total ada 488 siswa yang telah menerima bantuan ini dengan total dana yang telah digelontorkan mencapai Rp 1,69 miliar.
Meski begitu, Pramono menyatakan, masih ada 6.652 ijazah yang tertahan dan akan menjadi sasaran program pemutihan berikutnya.
“Pemerintah dalam hal ini harus hadir dan kami bersyukur Basnas, Bazis membantu ini bersama dengan Dinas Pendidikan dan juga pemerintah DKI Jakarta. Ini merupakan program quick win saya dan Bang Doel (Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno) 100 hari,” ungkap Pramono.
Pramono berharap, melalui program ini tidak ada lagi warga Jakarta yang tertahan ijazahnya karena keterbatasan biaya.
“Sehingga mereka dapat meneruskan pendidikannya dan memanfaatkannya untuk memperoleh pekerjaan,” ungkap dia.