
Pengamatan Kompas.com di lokasi, Rabu (23/4/2025), hampir sepanjang bantaran rel di wilayah ini dipenuhi sampah menggunung. Bahkan, sampah juga bertebaran di rel.
Di beberapa titik, sampah tersebut menggunung setinggi satu hingga dua meter.
Sampah-sampah ini didominasi sampah basah rumah tangga seperti bekas makanan dan bekas minuman.
Ada pula plastik bekas makanan dan minuman, plastik deterjen, kaca, kawat, besi, bahkan popok bekas.
Salah satu warga bernama Surti (bukan nama sebenarnya) (63) mengatakan, sampah yang berserakan di rel tersebut milik warga RW 15 Kampung Muara Bahari dan RW 6 Kampung Bahari.
“Dari sana (RW 15) juga buang ke situ, dari sana (RW 6) juga buang ke situ,” ucap Surti saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Rabu (23/4/2025).
Bahkan, kata Surti, banyak orang lewat yang dengan sengaja membawa sampah di sepanjang rel itu.
Surti mengatakan, sejak ia pertama kali tinggal di wilayah tersebut empat tahun lalu, rel itu sudah menjadi tempat pembuangan sampah liar.
“Sudah sekitar empat tahun tinggal di sini. Itu di situ memang sudah jadi tempat sampah dari dulunya,” tutur Surti.
Surti mengatakan, sejauh ini belum ada upaya petugas dari Pemerintah Kota (Pemkot) atau dari PT KAI yang rutin mengangkut atau membersihkan sampah di rel itu.
Alhasil, sampah di rel tersebut terus menggunung setiap harinya.
Mau tak mau, sebagai warga yang tinggal dekat rel, Surti kerap kali membakar sampah agar tidak terus menggunung.
Merespons hal ini, Manajer Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah di sepanjang lintasan kereta api.
“Tindakan tersebut tidak hanya menciptakan lingkungan yang kotor dan kumuh, namun juga membahayakan keselamatan perjalanan kereta api, bahkan berpotensi menimbulkan kebakaran,” tutur Ixfan saat dihubungi Kompas.com, Rabu.