
Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Banten, Budi Novijanto mengatakan, banyak calon pekerja migran Indonesia (PMI) tidak resmi yang diimingi pekerjaan sebagai operator komputer di Kamboja.
“Pengakuan mereka yang berangkat ini banyak dijanjikan sebagai operator komputer, kemudian juga ada sebagai pelayan di restoran,” kata Budi kepada awak media di Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (3/7/2025).
Jumlah pekerja migran Indonesia ilegal pada Semester I-2025 menyentuh 2.000 orang. Jumlah ini menurun dari periode yang sama tahun lalu, yakni 4.000 orang.
Keberangkatan pekerja migran tertinggi yakni ke Malaysia, Thailand, kemudian Kamboja.
“Memang kami tidak bisa menentukan tujuan akhirnya, tapi pada saat berangkat mereka selalu bilang, mereka banyak itu ke Malaysia, Thailand, dan (tujuan akhirnya) Kamboja,” ujar Budi.
Ia juga menjelaskan, tren perekrutan PMI ilegal ke Kamboja sangat masif dilakukan melalui media sosial.
Mereka disebut termakan oleh iming-iming janji pekerjaan layak hingga upah yang menggiurkan.
“Di Kamboja itu mereka mendapatkannya (PMI) dari media sosial, mereka tertarik karena janji-janji,” kata Budi.
Pihaknya saat ini menggencarkan sosialisasi terkait masalah bahaya bekerja di luar negeri dengan cara tidak prosedural.
Artinya, keberangkatan ke luar negeri secara tidak resmi biasanya tidak ada surat keterikatan kerja, tidak mempunyai sertifikasi kemampuan, dan dokumen keberangkatan yang seadanya.