
Adik korban, TA mengaku, keluarganya masih dibayangi ketakutan dan kecemasan akan sosok pelaku yang masih melenggang bebas.
Saking takutnya, TA sering mengecek kamera CCTV untuk memastikan tidak ada orang yang memantau rumahnya.
“Dibayangi ketakutan sudah pasti. Saya masih suka liat CCTV untuk memastikan apa ada orang asing lihatin rumah saya,” ujar TA kepada Kompas.com, Senin (21/4/2025).
Korban masih trauma mendalam karena teror beruntun yang dialaminya. Kondisi ini diperparah dengan belum tertangkapnya pelaku.
Korban sampai enggan keluar rumah meski hanya untuk memberikan keterangan ke kepolisian.
“Bayangin saja, abang saya saja mau ke Harapan Indah karena takut ketemu pelaku dan diintai lagi. Sekadar wawancara dengan polisi saja kami enggak mau bawa ke rumah kami,” kata TA.
Hingga kini, perkembangan kasus teror beruntun di Bekasi belum menemukan titik terang. Sebab, polisi mengeklaim masih kesulitan mengidentifikasi sosok pelaku.
Alasannya, mereka terkendala CCTV dan saksi di lapangan. Alasan itu membuat keluarga korban heran.
“Padahal CCTV sudah lengkap dari kami, dan ada saksi juga di belakang saat kejadian,” ungkap dia.
Kini, TA berharap polisi segera bertindak cepat menangkap pelaku. Ia tak rela pelaku masih menghirup udara bebas.
“Demi Allah kami sebagai keluarga tidak ikhlas pelaku dan dalangnya masih lenggak-lenggok di luar sana. Sedangkan abang saya cacat seumur hidup,” imbuh dia.
Kompas.com telah mengirimkan pesan singkat perihal kasus ini ke Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Kusumo Wahyu Bintoro, tetapi hingga kini belum direspons.
Sebelumnya, VU enam kali diteror oleh sosok misterius. Teror pertama terjadi pada awal Agustus 2024, ketika pelaku menusuk sisi samping keempat ban mobil.
Teror kedua dan ketiga terjadi pada awal Oktober 2024. Dalam teror kedua, pelaku melempar batu ke arah kaca depan mobil hingga pecah.