NAGA138 – Asal Usul Ketupat, Simbol Tradisi Penuh Makna Hari Raya di Nusantara

Asal usul Ketupat hingga menjadi tradisi Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha di nusantara.

Lihat Foto

Ketupat menjadi sajian yang tidak pernah absen dalam setiap perayaan besar umat Islam di Indonesia, terutama saat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Dibuat dari beras yang dibungkus dalam anyaman janur atau daun kelapa muda, ketupat ini lebih dari sekadar pelengkap opor ayam atau sambal goreng ati.

Ketupat menyimpan sejarah panjang dan makna filosofis yang mendalam dalam budaya dan tradisi masyarakat Nusantara.

Sejarah ketupat dipercaya sudah ada jauh sebelum kedatangan Islam di Nusantara. Pada masa Hindu-Buddha, masyarakat Nusantara telah mengenal teknik membungkus makanan dengan daun, termasuk beras.

Namun, ketupat baru benar-benar dikenal sebagai bagian dari tradisi keagamaan Islam sejak masa penyebaran Islam di Jawa.

Menurut pemberitaan Kompas.com (1/5/2023), Sunan Kalijaga, salah satu dari Wali Songo, memanfaatkan ketupat sebagai media dakwah dalam menyebarkan ajaran Islam pada abad ke-15 hingga ke-16.

Pada masa pemerintahan Raden Patah dari Kesultanan Demak, ketupat dijadikan simbol perayaan Hari Raya umat Islam.

Tradisi ini kemudian menyebar luas ke berbagai wilayah di Jawa dan menjadi bagian penting dalam perayaan Idul Fitri maupun Idul Adha.

Ketupat bukan hanya makanan, tetapi juga wujud akulturasi budaya antara tradisi lokal dan nilai-nilai keislaman.

Janur kuning yang digunakan dalam pembuatan ketupat melambangkan identitas budaya masyarakat pesisir yang hidup berdampingan dengan pohon kelapa.

Warna kuning itu sendiri juga menjadi simbol pembeda dari dominasi warna hijau Timur Tengah dan merah Asia Timur.

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan beragam etnis dan budaya memiliki berbagai varian ketupat lokal.

Di Madura, dikenal ketupat bawang yang berbentuk persegi dan dibumbui dengan bawang. Di Tegal, ketupat glabed disajikan dengan kuah kental berwarna kuning.

Sementara masyarakat Betawi memiliki ketupat bebanci, disajikan dengan kuah santan dan rempah lengkap bersama daging sapi.

Tak hanya menjadi bagian dari Hari Raya Idul Fitri, ketupat juga hadir dalam perayaan Idul Adha. Usai penyembelihan hewan kurban, ketupat kerap disajikan bersama olahan daging kambing atau sapi, mempererat ikatan sosial antar warga dalam suasana kebersamaan.

Ketupat bukanlah sekadar makanan. Ia adalah warisan budaya, dan sarana dakwah. Selain itu, kuliner ini juga memiliki makna tentang kebersamaan, pengampunan, dan kerendahan hati yang akan selalu menjadi bagian dari perayaan Hari Raya yang sarat makna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *