
BP Haji) Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan bahwa jemaah haji Indonesia yang berangkat ke Tanah Suci, mayoritas perempuan.
Hal ini yang kemudian membuat BP Haji hendak mengusung tema Haji Ramah Perempuan di dalam penyelenggaraan haji tahun 2026 mendatang.
“Jemaah haji kita itu mayoritas perempuan. Perbandingannya itu sejumlah 60:40. Walaupun belum tepat persentasenya. Yang paling banyak itu perempuan. Sebagian besar perempuan,” ujar Dahnil saat wawancara khusus bersama Kompas.com, Selasa (6/5/2025).
“Misalnya di satu daerah saja, perempuannya 40, laki-lakinya cuma 10. Artinya persentase jemaah perempuan, itu jauh lebih besar,” sambungnya.
Meski lebih banyak perempuan, ia mengakui bahwa jumlah petugas atau pembimbing haji perempuan yang berangkat ke Arab Saudi tidak sebanding dengan jumlah jemaah haji perempuan yang berangkat.
“Itu sedikit, terbatas. Makanya saya banyak temukan, di ibadah haji, pembimbing ibadah perempuan, itu sedikit,” imbuhnya.
Kondisi ini, menurutnya, yang dikhawatirkan membuat jemaah haji perempuan tidak bisa mendapatkan bimbingan haji yang maksimal, terutama saat ibadah di Raudhah.
“Masuk mau ke Raudhah itu kan dibagi perempuan, laki-laki, kan enggak boleh gabung. Nah itu perempuan banyak enggak terbimbing,” ucapnya.
Oleh karena itu, BP Haji berencana merekrut petugas haji perempuan dalam jumlah yang lebih proporsional pada tahun depan. Perekruitan ini, imbuh Dahnil, nantinya akan menyesuaikan dengan kuota jemaah haji perempuan.
“Kesimpulannya ini enggak ramah perempuan, enggak afirmasi terhadap perempuan. Makanya salah satu yang jadi catatan kami ke depan, pembimbing perempuan itu minimal proporsional, 50-50 atau sesuai kuota perempuan,” jelasnya.