
TNI) menyatakan terbuka menerima anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyadari kesalahannya dan ingin kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“TNI tetap akan menerima dengan tangan terbuka apabila anggota gerombolan OPM ada yang menyadari kesalahannya dan berniat kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi,” kata Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi dalam keterangannya, Kamis (15/5/2025).
Dia menegaskan bahwa TNI tetap mengedepankan pendekatan profesional dan dialogis dalam setiap langkahnya di Papua.
Dalam operasi militer di Distrik Ilamburawi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Sabtu (10/5/2025) lalu, TNI berhasil menewaskan 18 anggota OPM. Salah satunya tokoh kunci OPM di Wilayah Yambi, Nekison Enumbi alias Bumi Walo Enumbi.
Keberhasilan operasi ini, menurutnya, merupakan komitmen TNI dalam memberikan rasa aman di Papua.
“TNI tetap mengedepankan pendekatan humanis, dialogis, dan profesional dalam setiap kegiatan, serta berkomitmen untuk melindungi hak hidup damai seluruh rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Papua,” ungkap Kapuspen.
Sebelumnya, Satgas Gabungan Koops TNI Habema menggelar operasi tegas terukur yang menewaskan Nekison Enumbi.
Tokoh OPM itu disebut tewas dalam baku tembak setelah melakukan perlawanan.
Ia dikenal sebagai sosok yang terlibat dalam berbagai aksi kekerasan, termasuk penembakan terhadap warga sipil dan aparat, serta insiden brutal lainnya di wilayah Puncak Jaya.
“Keberhasilan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen TNI untuk menjaga stabilitas keamanan dan melindungi masyarakat Papua dari ancaman teror bersenjata,” kata Dansatgas Media Koops Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono.
Dari lokasi kejadian, TNI mengamankan barang bukti seperti amunisi, senjata tajam, alat komunikasi, serta puluhan busur dan anak panah.
Panglima Koops TNI Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan bahwa seluruh langkah TNI di Papua tetap berpijak pada pendekatan teritorial yang humanis.
Ia merujuk pada Inpres Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan Papua, yang menekankan pentingnya sinergi militer dan sosial dalam membangun Tanah Papua.
Selain ancaman bersenjata, TNI juga menyoroti penyebaran hoaks dan propaganda oleh OPM melalui media sosial, yang dinilai berpotensi memecah belah masyarakat dan menghambat pembangunan.
Letkol Iwan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi.
“TNI bersama aparat lainnya akan terus hadir menjaga keamanan dan melindungi seluruh warga Papua,” ungkap Iwan.