NAGA138 – Tawuran Siswa SD di Depok Disebut Alarm Bahaya Sekolah yang Tak Ramah Anak

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mendatangi Polres Metro Jakarta Utara pada Selasa (20/9/2022) untuk bertemu dengan korban dan pelaku pemerkosaan yang terjadi di Hutan Kota, Jakarta Utara. Kak Seto menyebut siap memberikan pendampingan kepada korban.

Lihat Foto

Ia menilai, peristiwa ini bukan semata soal kekerasan antarsiswa, tetapi menyimpan akar masalah yang lebih dalam yakni sekolah dan rumah tak lagi menjadi tempat aman untuk tumbuh.

“Saya perhatian sekali dengan adanya ini ya. Artinya ada sesuatu yang keliru di dalam dunia pendidikan kita,” ujar Seto Mulyadi, yang akrab disapa Kak Seto kepada Kompas.com, Selasa (13/5/2025).

“Jangan sampai ada anak yang frustrasi, yang kecewa, atau yang kemudian tidak ada pengarahan, tidak ada kegiatan, tidak ada komunikasi yang efektif antara anak dengan guru ataupun orangtua,” sambung Kak Seto.

Menurut Kak Seto, saat anak kehilangan arah dan ruang aman untuk berekspresi dan berkembang, mereka akan mencari pelarian. Dan pelarian itu bisa berupa kekerasan, tak terkecuali tawuran.

“Biasanya anak-anak yang dapat tekanan dan sebagainya antara fight atau flight. Artinya melawan atau kabur ke tempat lain—ke gadget, ya tawuran, bullying, mungkin balapan motor,” tegasnya.

Ia pun mendesak Dinas Pendidikan Kota Depok bergerak cepat, mengevaluasi pola didik dan lingkungan sekolah.

“Ini harus benar-benar dibenahi, khususnya dari dinas pendidikan setempat agar menciptakan sekolah-sekolah yang ramah anak. Yang membuat anak nyaman dan tetap berada di sekolah untuk belajar maupun mengembangkan potensi-potensinya,” kata Kak Seto.

Tawuran yang disesalkan Kak Seto itu terjadi Sabtu pagi (10/5/2025) sekitar pukul 10.30 WIB.

Dua kelompok siswa dari SD Negeri di Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok, diduga janjian lewat media sosial untuk bertemu dan “adu kekuatan”.

Ketua RW 20 Perumahan Pondok Laguna, Muchban menyebut, anak-anak itu berkumpul di belakang sekolah, sebagian membawa penggaris besi panjang yang biasa digunakan untuk pelajaran menggambar.

“Kayaknya kalau enggak salah baru penggaris besi (yang terkonfirmasi),” kata Muchban di lokasi kejadian.

Dalam video yang beredar, sejumlah bocah berseragam pramuka tampak berlarian di jalanan kompleks, beberapa terlihat mengayunkan benda panjang.

Diduga, dua siswa bahkan sempat saling serang dengan senjata tajam jenis parang, namun hal ini belum dapat dipastikan.

Kapolsek Cimanggis, Kompol Jupriono, mengonfirmasi peristiwa tersebut dan memastikan tidak ada korban jiwa.

“Kejadian tawuran hari Sabtu, tanggal 10 Mei 2025, sekitar jam 10.30 WIB, di sekitar Perumahan Laguna 1 RT 05 RW 20 dan sekitar makam RW 03, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos,” ujar Jupriono.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *