
Betawi mendorong Andri (36) mendirikan Sanggar Cemara Betawi di Pulogadung, Jakarta Timur.
Sejak 2018, ia konsisten mengenalkan seni ondel-ondel kepada generasi muda, meski awalnya tak mudah mengajak mereka terlibat aktif.
Andri mengatakan, keberadaan sanggar tersebut berawal dari niatnya untuk melestarikan budaya Betawi, khususnya seni ondel-ondel, kepada generasi muda.
“Memang cinta sama budaya Betawi khususnya ondel-ondel begitu. Jadi semangatnya ya hobi kami, bukan mencari nafkah. Karena memang dari jiwa seni untuk melestarikannya,” ungkap Andri saat ditemui, Senin (23/6/2025).
Andri mengajak saudara-saudaranya yang juga memiliki keahlian di bidang seni ondel-ondel untuk bergabung. Pasalnya, kesenian ondel-ondel telah mengalir secara turun-temurun di keluarganya.
Pada awalnya, anggota sanggar hanya berasal dari kalangan keluarga dekat. Namun, seiring waktu, semakin banyak anak muda di lingkungan sekitar yang tertarik dan bergabung.
Meski demikian, Andri mengakui bahwa tidak mudah mengajak generasi muda untuk aktif dalam kegiatan sanggar, terutama bila tidak datang dari kemauan pribadi.
“Paling kalau memang dia yang mau bergabung itu karena tertarik sendiri. Ya berarti serius. Kalau kami saja yang narik, ya itu susah,” ujarnya.
Kini, Sanggar Cemara Betawi memiliki sekitar 20 anggota, mayoritas merupakan generasi muda di sekitar Pulogadung.
“Sekarang, alhamdulillah sih anggota muda lumayan. Kan namanya regenerasi, yang lain sudah kerja ke tempat lain atau kesibukan lain. Nah, yang muda-muda yang nerusin,” jelas Andri.
Menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 Kota Jakarta, permintaan untuk pertunjukan ondel-ondel meningkat pesat. Sanggar Cemara kebanjiran pesanan dari berbagai instansi, baik pemerintahan maupun swasta.
“Pas HUT Jakarta itu bisa 4-5 kali tampil. Tapi itu kami kolaborasi dengan sanggar lain, karena anggota kita masih belum bisa meng-cover semuanya,” ujarnya.