Idul Fitri maupun Idul Adha, ketupat selalu hadir sebagai sajian wajib di banyak rumah tangga Muslim Indonesia.
Menurut pemberitaan Kompas.com pada (1/5/2023), Sunan Kalijaga, salah satu dari Wali Songo, memanfaatkan ketupat sebagai media dakwah dalam menyebarkan ajaran Islam pada abad ke-15 hingga ke-16.
Pada masa pemerintahan Raden Patah dari Kesultanan Demak, ketupat dijadikan simbol perayaan Hari Raya umat Islam.
Tradisi ini kemudian menyebar luas ke berbagai wilayah di Jawa dan menjadi bagian penting dalam perayaan Idul Fitri maupun Idul Adha.
Tak hanya sekadar makanan pelengkap opor ayam dan sambal goreng ati, ketupat ternyata menyimpan filosofi mendalam yang merepresentasikan nilai-nilai spiritual dan sosial umat Islam dalam merayakan hari kemenangan.
Berbentuk belah ketupat dan dibungkus dengan anyaman janur (daun kelapa muda), makanan ini telah menjadi simbol budaya dan religi yang sarat makna.
Di balik bentuk dan cara pembuatannya, ketupat mengandung empat makna utama yang dikenal sebagai “laku papat” atau empat laku, sebagaimana diwariskan oleh Sunan Kalijaga.
1. Lebaran Pintu Maaf yang Terbuka Lebar
Makna pertama dari ketupat adalah “lebaran”, yang berasal dari kata dasar “lebar”. Dalam konteks ini, lebaran melambangkan terbukanya pintu maaf selebar-lebarnya.
Setelah menjalani Ramadan atau berkurban pada Idul Adha, umat Islam diharapkan saling memaafkan dan memulai lembaran baru yang lebih bersih dalam hubungan sosial dan spiritual.
Ketupat pun menjadi simbol keharmonisan antar manusia, tempat perasaan saling memaafkan diwujudkan dalam pertemuan keluarga dan silaturahmi antar tetangga.
2. Luberan – Berbagi Rezeki dengan Sesama
Sisi kedua ketupat mengandung makna “luberan”, berasal dari kata “luber” yang berarti melimpah.
Ini merujuk pada semangat berbagi, khususnya dalam bentuk sedekah, zakat, atau berbagi daging kurban kepada yang membutuhkan. .
Dalam tradisi masyarakat, luberan dimaknai sebagai keikhlasan memberi. Tak hanya dalam bentuk materi, tapi juga dalam perhatian, waktu, dan kasih sayang untuk orang-orang di sekitar.