NAGA138 – Rano Karno Apresiasi Ratusan Pelajar yang Rancang Kota Bersih dan Rendah Emisi

Wakil Gubernur Jakarta Rano karno menghadiri acara Hari Lingkungan Hidup bertajuk “Udara Kita Bersih” yang digelar di Taman Literasi Blok M, Jakarta Selatan, Sabtu (21/6/2025).

Lihat Foto

Rano karno menghadiri acara Hari Lingkungan Hidup bertajuk “Udara Kita Bersih” yang digelar di Taman Literasi Blok M, Jakarta Selatan, Sabtu (21/6/2025).

Acara yang dimulai sejak pukul 06.00 WIB tadi dibuka melalui kegiatan fun walk atau jalan sehat oleh perwakilan pelajar dari sejumlah sekolah di Jakarta.

Setelah selesai melakukan jalan sehat, acara langsung dimulai di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Jakarta Selatan.

Pembukaan agenda dilangsungkan dengan penampilan dari DLH Band dan selanjutnya pengumuman pemenang challenge #GerakLebihBersih dan Schools Reinventing Cities.

Kompetisi School Reinventing Cities merupakan ajang bagi pelajar dari jenjang SD, SMP, dan SMA untuk merancang ulang kota yang bersih dan rendah emisi melalui platform digital Minecraft Education.

Rano pun mengapresiasi antusiasme para pelajar yang menunjukkan keseriusannya dalam mendambakan udara bersih.

“Di sini kita mendapat (antusias) luar biasa, hampir 700 kelompok anak-anak sekolah terdaftar dan terdaftar hampir 300 juaranya,” ungkap Rano di Blok M, Sabtu.

Menurut Rano, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Pemprov DKI Jakarta untuk menumbuhkan kepedulian anak-anak terhadap kualitas udara dan lingkungan hidup.

“Prestasi ini menandakan bahwa mereka sangat peduli dengan udara, sangat peduli dengan lingkungan. Jadi intinya, kegiatan hari ini dari berbagai macam kegiatan,” ujar Rano.

Di sisi lain, Rano menyoroti permasalahan timbulan sampah berlebih di Jakarta, yang menimbulkan dampak saat dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.

“Kita kan membuang hanya di Bantar Gebang. (Sementara) Bantar Gebang ini kalau kita membawa distribusinya, bawa sampah ke sana, pasti lindi airnya akan bocor di jalan. Lalu ini kan juga pengaruh kepada bau,” terang Rano.

Karena itu, menurut Rano, solusi jangka panjang harus melibatkan pengelolaan sampah di tingkat wilayah dengan menyediakan lahan alternatif selain Bantar Gebang.

“Nah kalau memang bisa (sampah) dikelola di wilayah, jauh lebih bagus. Cuma pertanyaannya, apakah ada lahan yang minimal 10 hektar? Itu juga tergantung,” lanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *