NAGA138 – Pratikno: Scrolling Gadget Bikin Orang Berpikir Pendek

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno saat ditemui di Kantornya, Gedung Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2025).

Lihat Foto

Pratikno menaruh perhatian pada kebiasaan yang timbul dari interaksi anak usia dini dengan layar gawai yang terlalu lama, yakni mindless scrolling.

“Kita harus hati-hati scrolling. Ya, scrolling. Jadi sekarang ini gadget dengan cepat kita scrolling, dan scrolling itu membuat tradisi berpikir yang sangat pendek. Karena scrolling time biasanya memutus,” tutur Pratikno di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025).

Scrolling adalah aktivitas menggulirkan atau menggulung tampilan layar untuk mengganti informasi yang nampak di gawai (gadget). 

“Biasanya orang kalau sudah terbiasa scrolling, itu menjadi mindless scrolling. Mindless, jadi berpikirnya menjadi pendek. Karena mengambil putusan dalam durasi kurang dari 20 detik menjadi terbiasa mindless. Nah ini kan berbahaya,” imbuh Pratikno.

Mantan Rektor UGM ini mengungkapkan cara keluarganya mengurangi screen time atau waktu menatap layar gawai untuk anak-anak yang masih berusia dini.

Mereka lebih memilih memperkenalkan akuarium berisi ikan-ikan, alih-alih memberikan gawai dan televisi.

Hal ini menyusul data yang menunjukkan rata-rata screen time orang Indonesia mencapai 7,5 jam per hari.

“Di rumah anak saya, screen-nya adalah akuarium, dimasukkanlah tokoh-tokoh supaya ikan-ikannya diberi nama. Jadi setiap pagi, bangun pagi, selalu ribut, minggu-minggu, hari-hari kita punya nama dan akuarium. Tidak ada TV, tidak ada akses pada screen,” kata Pratikno.

Pratikno menuturkan, cara itu jauh lebih baik untuk memberikan informasi eksklusif kepada anak, termasuk mengenai lingkungan dan makhluk hidup yang tumbuh di sekitarnya.

Sedangkan screen time pada gawai maupun televisi justru membuat pola berpikir jauh lebih pendek.

“Kita harus secara gradual membuka akses screen kepada anak, secara gradual membuka eksklusif informasi kepada anak,” bebernya.

Lebih lanjut, Pratikno menyampaikan ada dampak buruk dari berpikir lebih pendek.

Orang-orang jadi terbiasa berpikir cepat namun dangkal, alias tanpa proses berpikir matang.

Padahal untuk mengasah pola pikir kritis, setiap orang harus belajar berpikir dalam (deep thinking) melalui penyerapan pembelajaran mendalam.

Hal ini membuat seseorang jadi berpikir lebih bijak dengan melakukan verifikasi sebelum mempercayai.

Oleh karenanya, ia meminta semua pihak berhati-hati terhadap dampak screen time berlebihan.

Salah satu dampaknya adalah mindless scrolling yang membuat aktivitas berpikir anak menjadi pendek, menurut Pratikno.

 

Mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) itu menyampaikan, pemerintah kini tengah mengampanyekan sebuah panduan sebagai pijakan cerdas mengakses digital dan cerdas menggunakan kecerdasan buatan.

“Kami fokus untuk meningkatkan produktivitas AI harus dalam kendali manusia. Itulah yang kita perjuangkan, kita coba kawal. Karena apa? Karena disrupsi teknologi sangat mendisrupsi. AI, kecerdasan artifisial sangat mendisrupsi anak, sangat mendisrupsi remaja, keluarga, perempuan, kemudian agama, kebudayaan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain,” tandas Pratikno.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *