NAGA138 – Warga Geram Tertipu Beras Oplosan: Ini Nyakitin Rakyat Kecil

Ilustrasi beras oplosan.

Lihat Foto

beras premium yang biasa dibeli diduga oplosan dan takaran dalam kemasan dikurangi produsen.

Desi (34), warga Jakarta Timur, merasa praktik pemalsuan dan kecurangan seperti ini seakan sudah jadi hal biasa di negeri ini.

Ia menyebut satu per satu kebutuhan pokok rakyat kerap jadi sasaran penipuan, mulai dari bahan pangan hingga bahan bakar.

“Di negara ini apa sih yang enggak dipalsuin? Kemarin-kemarinkan ramai itu ya bensin dioplos, sekarang sampai ke beras juga. Eh ternyata bisa jadi itu beras oplosan, dan beratnya pun dikurangi,” ujar Desi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/7/2025).

Sebagai konsumen, Desi merasa ditipu. Ia termasuk orang yang rela mengeluarkan uang lebih untuk membeli produk dengan label “unggulan” demi memastikan keluarganya mengonsumsi makanan yang aman dan berkualitas.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

“Gila aja, kita udah bayar mahal, ternyata ditipu. Ini mah nyakitin rakyat kecil, apalagi yang pas-pasan kayak saya. Kenapa sih semuanya ditipu, pake segala dioplos,” ungkap Desi.

Warga lainnya, Aminah (58), menanggapi serupa. Penjual nasi di wilayah Bogor itu merasa kehilangan rasa percaya terhadap berbagai produk yang beredar di pasaran.

Label kemasan tak lagi jadi jaminan kualitas, dan ia mengaku kini harus ekstra hati-hati setiap kali belanja kebutuhan pokok.

“Apa-apa sekarang dipalsuin, rasanya udah enggak bisa percaya sama label di kemasan. Kenapa rakyat kecil terus yang harus dikorbanin, emangnya pas ngisi kantong beras premium dimasukkin beras jelek hatinya enggak iba?,” kata Aminah.

Ia menambahkan, praktik curang seperti ini sangat menyakitkan bagi masyarakat kecil.

“Kita bayar mahal-mahal, tapi malah ditipu. Yang kaya mah mungkin nggak kerasa, tapi buat kita yang ngitung setiap rupiah, ini sangat merugikan. Harusnya produsen-produsen kayak gitu dihukum berat. Udah bukan bandel lagi, tapi zolim!” lanjut dia.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan bahwa sekitar 212 merek beras diduga terindikasi melakukan pelanggaran.

Bentuk pelanggarannya pun beragam dan sangat merugikan konsumen. Ada yang mengurangi berat bersih dalam setiap kemasan.

Ada pula yang mengoplos beras berkualitas premium dengan beras berkualitas di bawahnya lalu dijual mahal.

“Contoh, ada volume yang mengatakan 5 kilogram, padahal 4,5 kilogram,” ungkap Amran melalui video yang diterima Kompas.com, Sabtu (12/7/2025).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *